Salah satu karakteristik yang penting dari proses
belajar-mengajar yang efektif ialah kemampuan guru bekerja dengan subyek didik
serta kemampuan mengorganisasikan pengalaman belajar sistematik. Hal ini
berarti bahwa guru hendaknya mampu dan mau mengerti keadaan subyek didiknya dan
atas dasar pengertian ialah mengorganisasikan pengalaman belajar yang disajikan
kepada mereka.
Pada Kurikulum 1999 kebijakan salah satunya adalah konsep
pendekatan belajar tuntas. Siswa tidak bisa mengikuti kompetensi berikutnya jika
siswa belum menuntaskan kompetensi yang sedang dijalani. Sedang siswa yang
memperoleh ketuntasan dan berprestasi melebihi rata-rata dalam konsep kurikulum
1999 ini juga perlu mendapat perhatian khusus oleh guru. Dalam istilah
kurikulum 1999 mereka yang belum tuntas perlu mendapatkan pengajaran remedial,
sedang mereka yang sudah tuntas dan berprestasi diatas rata-rata perlu
mendapatkan pengayaan.
Dalam Kamus
Bahasa Inggris, kata Remedial berarti : yang berhubungan dengan perbaikan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pengajaran remedial adalah suatu bentuk
pengajaran yang bersifat perbaikan, atau pengajaran yang membuat menjadi baik.
Pengajaran
remedial dilaksanakan setelah diadakan pengajaran biasa (klasikal), dimana
siswa (kelompok) yang belum memenuhi standar minimimal yang telah ditentukan
pada topik/kompetensi, dikumpulkan tersendiri untuk mendapatkan pengajaran
kembali.
Prinsip-prinsip Dasar
Pengajaran Remidial
(Remidial-Teaching)
1. Hubungan Pengajaran Perbaikan dalam Proses
Belajar-Mengajar
Dalam kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode
dan sistem penyampaiannya dipergunakan pendekatan dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Pendekatan ini dianggap merupakan salah satu
sistem yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang optimal dengan
melalui satuan pelajaran. Satuan pelajaran adalah kegiatan belajar mengajar
suatu bahan atau satuan bahasan, dalamrangka pencapaian tujuan yang lebih
khusus(TIK). Tujuan Instruksional Khusus ini hendaknya dirumuskan dengan
jelas, dapat diukur, serta dalam bentuk tingkah laku murid.
Dengan rumusan dan tujuan
yang jelas akan memudahkan guru dalam menyusun dan mengembangkan bahan
pengajaran, alat pengajaran serta rencana dan pelaksanaan proses belajar
mengajar dengan pendekatan PPSI yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
:
1. Merumuskan TIK.
2. Menyusun alat evaluasi.
3. Menentukan materi pelajaran dan kegiatan belajar mengajar (metode, alat,
sumber)
4. Melaksanakan pengajaran.
5. Evaluasi yang merupakan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar, berupa
:
· Bagi guru, bila TIK bisa tercapai dipergunakan untuk merevisi program.
· Bagi siswa, bila TIK tidak tercapai diadakan remedial / pengajaran
perbaikan.
Dengan melihat kerangka dasar
kegiatan-kegiatan program belajar mengajar dengan pendekatan PPSI tersebut,
maka pengajaran perbaikan / remedial teaching memegang peranan penting,
khususnya dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal (belajar tuntas).
2. Perlunya Pengajaran Perbaikan
Seperti
pada uraian sebelumnya, dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan proses
belajar mengajar maka pengajaran perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses
pengajaran secara keseluruhan. Dengan demikian pengajaran perbaikan ini perlu
dapat dilihat dari segi :
a. Siswa
Kenyataan
menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai hasil yang berbeda-beda dalam proses
belajar mengajar. Atas dasar perbedaan individual siswa inilah, guru harus
menggunakan berbagai pendekatan dengan anggapan bahwa bila siswa mendapat
kesempatan belajar sesuai kemampuan pribadinya diharapkan dapat mencapai
prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Dan untuk membantu
setiap pribadi siswa dalam mencapai hasil prestasi yang optimal, maka sebaiknya
digunakan pendekatan pengajaran perbaikan.
b. Guru
Guru
yang mempunyai fungsi ganda sebagai instruktur, konselor, petugas psikologi,
dan sebagainya bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pengajaran khususnya
peningkatan prestasi belajar siswa. Maka dalam rangka ini, pengajaran perbaikan
merupakan peluang yang besar bagi setiap siswa untuk dapat mencapai hasil
prestasi belajar secara optimal.
c. Proses Pendidikan
Dalam
proses pendidikan, bimbingan dan penyuluhan merupakan pelengkap dari
keseluruhan proses pelaksanaan program belajar. Melalui bimbingan dan
penyuluhan ini diharapkan siswa dapat mencapai perkembangan pribadi yang
integral. Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan yang sebaik-baiknya dalam
proses belajar-mengajar diperlukan pelayanan khusus yaitu pengajaran perbaikan.
3. Pengertian Pengajaran Perbaikan
a) Pengertian
Remedial
teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran
yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan kata lain pengajaran
yang membuat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dapat dikatakan pula bahwa
pengajaran perbaikan itu berfungsi perapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan
adalah beberapa hambatan / gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan
belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan
pribadi.
Remedial
teaching berasal dari kata remedy (Bahasa Inggris) yang artinya
menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar
untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan dalam belajar. Tapi
dewasa ini pengertian itu sudah mengalami berkembang. Sehingga anak yang normal
pun memerlukan pelayanan pengajaran remedial.
b) Perbandingan Pengajaran Biasa dengan Pengajaran Perbaikan
1.
Kegiatan pengajaran biasa sebagai
program belajar mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisipasi.
Pengajaran perbaikan diadakan setelah diketahui kesulitan belajar, kemudian
diadakan pelayanan khusus.
2.
Tujuan pengajaran biasa dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku dan sama untuk semua siswa. Pengajaran perbaikan tujuannnya disesuaikan
dengan kesulitan belajar siswa walaupun tujuan akhirnya sama.
3.
Metode dalam pengajaran biasa sama
buat semua siswa, sedangkan metode dalam pengajaran perbaikan berdiferensial
(sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan).
4.
Pengajaran biasa dilakukan oleh
guru, sedangkan pengajaran perbaikan oleh team (kerjasama).
5.
Alat pengajaran perbaikan lebih
bervariasi, yaitu dengan penggunaan tes diagnostik, sosiometri, dsb.
6.
Pengajaran perbaikan lebih
diferensial dengan pendekayan individual.
7.
Pengajaran perbaikan evaluasinya
disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
c) Tujuan Pengajaran Perbaikan
Secara
umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu
dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara
khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan
belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh phak sekolah
melalui proses perbaikan.
Secara
terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :
· Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya.
· Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik.
· Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
· Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya
hasil belajar yang jauh lebih baik.
· Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa.
d) Fungsi Pengajaran Perbaikan
Dalam
keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai fungsi :
1.
Korektif , artinya dalam fungsi ini
pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan.
2.
Pemahaman, artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat memahami siswa.
3.
Penyesuaian, penyesuaian pengajaran perbaikan terjadi antara siswa dengan tuntutan dalam
proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya
sehingga peluang untuk mencapai hasil terbaik lebih besar. Tuntutan disesuaikan
dengan sifat, jenis, dan latar belakan kesulitan sehingga mendorong siswa untuk
lebih giat belajar.
4.
Pengayaan, maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses belajar mengajar
melalui metode pengajaran yang bervariasi.
5.
Akselerasi, maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar, baik dari
segi waktu maupun materi.
6.
Terapsutik, maksudnya secara lagsung atau tidak langsung pengajaran perbaikan dapat
memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang.
4. Sifat Khusus Pengajaran Perbaikan dengan Masalahnya
Kekuasaan pengajaran perbaikan
disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang diderita siswa.
Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar menyangkut
masalah cara belajar, metode belajar, materi, alat, dan lingkungan yang turut
serta mempengaruhi proses belajar mengajar. Sehubungan dengan masalah ini maka
perlu sekiranya guru memahami prinsip-prinsip permasalahan yang menyangkut :
a.
Cara belajar siswa
Pada
dasarnya siswa belajar dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Eksplorasi
Siswa mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sesuatu melalui
seluruh indranya, kemudian dikembangkan melalui berbagai usaha, melakukan
sendiri dengan bermacam-macam alternatif.
2.
Coba-coba
Melalui trial and
error, siswa belajar memecahkan suatu permasalahan.
3.
Rasa tidak senang
Dengan
merasa tidak senang, siswa akan belajar menghindari kesalahan.
4. Rasa gembira
Sesuatu
yang menyenangkan cenderung untuk mengulang, dan sebaliknya sesuatu yang tidak
enak cenderung untuk dihindari.
5.
Imitasi
Belajar
melalui peniruan / pengamatan yang paling sering dilakukan.
6. Partisipasi
Belajar
melalui peniruan, berati siswa berpartisipasi secara aktif (learn be doing),
itulah prinsip pedagogik dewasa ini.
7. Komunikasi
Semakin mudah
komunikatif, makin menarik sesuatu hal untuk dipelajari.
b.
Kondisi belajar
1.
Kondisi Umum
a)
Stimulasi belajar
Pesan yang diterima oleh
siswa berupa stimulus yang berbentuk visual, auditif, verbal, taktil, dsb.
Dalam kegiatan belajar mengajar, bahan yang disajikan harus benar-benar
diinformasikan dan dapat diterima oleh siswa dengan baik dengan cara prinsip
pengulangan, dimana pinsip ini akan membantu siswa lebih dari sekali kesempatan
untuk menerima dan menstruktur pesan yang disampaikan oleh guru.
b)
Perhatian dan
Motivasi
Siswa harus memperhatikan
stimulus belajar yang mengandung pesan dan harus mereka terima untuk berlangsungnya
kegiatan belajar. Oleh karena itu, sesuatu yang paling penting dalam kegiatan
belajar dan untuk mempertahankan perhatian diperlukan adanya motivasi sehingga
kegiatan belajar berlangsung dan berhasil baik.
c)
Respons yang
dipelajari
Oleh karena belajar itu
proses aktif, maka siswa harus dilibatkan ke dalam bahan yang dipelajari. Pelibatan ini meliputi perhatian, proses internal, dan tindakan yang nyata.
Karena itu, agar hasil belajar dapat dinilai, maka tujuan harus dirumuskan ke
dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati.
d)
Penguatan dan umpan
balik
Secara teori, bila suatu kegiatan dapat memuaskan suatu
kebutuhan, maka ada kecenderungan untuk mengulanginya. Siswa harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan
tugas.
e)
Pemakaian dan
pemindahan
Salah
satu prinsip pemakaian kembali informasi yang telah dipelajari adalah mind (jiwa)
harus membuat suatu alamat terhadap stimulus yang tersedia pada saat
dibutuhkan.
f)
Kemampuan belajar
2.
Kondisi Khusus
a.
Kondisi belajar
informasi
Yang termasuk belajar informasi adalah belajar lambing,
kata-kata, istilah, definisi, persamaan, pernyataan sifat, dll. Informasi yang
dipelajari sering disebut fakta pengetahuan atau isi yang biasa dipelajari
dengan cara menghafalkan karena akan menghemat waktu bila sering digunakan.
Siswa perlu diberikan penjelasan tentang apa yang harus dipelajari, hasil yang
diharapkan, manfaat materi pelajaran baginya.
b.
Kondisi belajar
konsep
Konsep atau pengertian yaitu serangkaian perangsang
dengan sifat-sifat yang sama. Mempelajari konsep
mempunyai tiga dimensi, yaitu :
· Pengembangan secara internal pola mental yang memberikannya perasaan dan
kemampuan untuk menggunakannya.
· Verbalisasi, deskripsi, atau definisi.
· Pemberian nama untuk konsep tersebut.
c.
Kondisi belajar
prinsip
Prinsip yaitu pola antar-hubungan fungsional antara
konsep-konsep. Belajar prinsip sama dengan belajar konsep. Prinsip merupakan
sarana penting untuk merumuskan pemecahan masalah.
d.
Kondisi belajar keterampilan
Keterampilan dibedakan menjadi dua, yaitu intelektual dan
psikomotor. Belajar keterampilan memerlukan latihan dalam mengkoordinasikan
gerak motorik dengan kegiatan mental yang kompleks.
Kondisi khusus belajar keterampilan , yaitu :
·
Tujuan dan nilai dijelaskan.
·
Ditujukan demonstrasi dari yang
mampu.
·
Keterampilan dasar diberikan.
·
Untuk meningkatkan perbaikan perlu
evaluasi kegiatan secara cepat.
e.
Kondisi belajar sikap
Berbagai bentuk penguasaan sikap yaitu pengenalan
perhatian, ganjaran. Oleh karena itu, jika siswa menjauhi sekolah mempunyai
pengalaman negatif terhadap pelajaran dan sebaliknya.
c.
Strategi Pengajaran
Strategi pengajaran berhubungan
dengan pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dalam memberikan
pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin
dicapai. Dengan kata lain, strategi pengajaran adalah kegiatan yang dipilih
guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi kemudahan kepada siswa
untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Secara umum pemilihan strategi
pengajaran dipengaruhi oleh :
·
Penerimaan pengetahuan
·
Aplikasi pengetahuan
·
Tujuan yang bersifat perubahan
sikap (perasaan)
d.
Hubungan Guru-Siswa
Hubungan guru-siswa dalam proses
belajar mengajar yang diharapkan adalah hubungan yang manusiawi. Maka yang penting bagi guru adalah bagaimana membawa siswa memperoleh
pengertian sesuai dengan pribadinya. Mengenai tujuan pendidikan yang penting
menurut aliran humanistic adalah menyadarkan kemampuan anak sendiri, membantu
mereka bagaimana memahami orang lain, menyiapkan masa depan mereka, melatih
cara mereka berpikir, dan mengambil keputusan sendiri. Atas dasar inilah, guru
tidak lagi berperan sebagai pusat kegiatan/perhatian, melainkan sebagai
fasilitator yang membantu siswa mengembangkan kemampuannya. Untuk itu, guru
perlu mengusahakan iklim yang menunjang efektifitas belajar, seperti :
·
Memberi kebebasan kepada siswa
dalam menyelesaikan tugasnya.
·
Mengusahakan suasana belajar yang
hangat.
·
Menghargai siswa.
·
Memberikan tugas-tugas yang
menantang.
·
Mengontrol disiplin siswa.
·
Menilai keberhasilan, dan sebagainya.
e.
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas menunjukkan kepada berbagai jenis kegiatan yang sengaja
dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mempertahankan/menciptakan kondisi yang
optimal bagi tercapainya proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas meliputi pengaturan
tingkah laku antara ruang sehingga tercipta kemudahan-kemudahan dalam belajar.
Masalah pengelolaan kelas ini berkenaan dengan masalah kondisi dan situasi,
administrasi teknik, dimensi pengelolaan, dan kedisiplinan siswa.
f.
Bidang studi
Pengetahuan
tentang psikologi bidang studi perlu diketahui bagi guru maupun konselor, yaitu
:
a.
Bahasa
Efektivitas dalam bidang studi banyak tergantung dari
penguasaan bahasa. Faktor-faktor psikis yang mempengaruhi perkembangan dan
kemampuan bahasa yaitu lingkungan anak, intelegensi, emosi, dan alat bicara.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat melihat hambatan bahasa baik jasmani
maupun psikis. Hambatan itu misalnya salah ucap, salah ejaan, selain tata
bahasa kesalahan membaca. Dalam remedial teaching, bahasa dapat
diartikan sebagai bantuan pengajaran untuk membetulkan kesalahan yang sudah
terjadi dan harus didahului dengan menghilangkan hambatannya.
b.
Berhitung/matematika
Beberapa ahli seperti Brownwell, Kuechner, dan Rein
berdasarkan pengalamannya, menyatakan bahwa remedial teaching berhitung
dapat diartikan penyusunan kembali pengalaman yang telah diperoleh terlebih
dahulu. Oleh karena itu, usaha guru harus direncanakan secara matangdan
dilakukan dengan kematangan.
c.
Pengetahuan alam/pengetahuan sosial
Pengamatan dan pengalaman adalah dasar dari mendapatkan
pengertian dalam bidang pengetahuan alam dan sosial. Pengetahuan alam yang
terutama adalah memberikan pengetahuan tentang isi alam semesta, bagaimana
aktivitas kerjanya, dan mengapa demikian. Sedangkan pengetahuan sosial
menggunakan penemuan-penemuan dalam pengetahuan alam tentang apa yang berguna
dan baik bagi kesejahteraan manusia.
5. Pendekatan dan Metode dalam
Pengajaran Remedial
a.
Pendekatan yang bersifat kuratif
Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang/sejumlah siswa
yang tidak mampu menyelesaikan program belajar secara sempurna sesuai dengan
kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai sasaran
pencapaian dapat menggunakan berbagai pendekatan sbb:
Ø Pengulangan
Pelaksanaannya
dapat secara :
1)
Individual, kalau ternyata yang
mengalami kesulitan terbatas.
2)
Kelompok, kalau ternyata sejumlah
siswa dalam bidang studi tertentu mempunyai kesulitan yang sama.
Ø Pengayaan/pengukuhan
Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan
dan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara pemberian tugas yang
dapat dikerjakan di rumah ataupun di kelas.
Ø Percepatan
(akselerasi)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi
menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional) dengan jalan mengadakan
akselerasi atau promosi yang lebih tinggi kepada program PBM utama berikutnya.
Ada dua kemungkinan pelaksanaannya, yaitu :
1)
Promosi penuh status akademinya ke
tingkat yang lebih tinggi sebatas kemungkinannya,kalau memang siswa tersebut
menunjukkan keunggulan yang menyeluruh dari semua bidang studi yang ditempuhnya
dengan luar biasa.
2)
Maju berkelanjutan bila siswa
tersebut hanya unggul di beberapa bidang studi.
b.
Pendekatan yang bersifat preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan informasi
diprediksikan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi
tertentu yang akan ditempuhnya. Oleh karena itu, sasaran pokok dari pendekatan preventif ini adalah berusaha
semaksimal mungkin agar hambatan-hambatan yang diprediksi itu dapat direduksi
seminimal mungkin sehingga siswa yang bersangkutan diharapkan dapat mencapai
prestasi dan kemampuan penyesuaian sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Pendekatan preventif bertolak dari hasil pre-test atau
evaluasi reflektif.
Atas dasar inilah, maka ada tiga kemungkinan teknik layanan pengajaran yang
bersifat remedial, yaitu layanan
pengajaran kelompok yang diorganisasikan secara homogen, layanan pengajaran
secara individual, dan layanan pengajaran dilengkapi kelas khusus.
c.
Pendekatan yang bersifat pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar
mengajar berlangsung. Sasaran pokok dari pendekatan ini adalah agar siswa dapat
mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar
berlangsung. Oleh karena itu, diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.
d.
Metode dalam remedial teaching
Metode yang digunakan dalam pengajaran perbaikan yaitu metode yang
dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat
identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang dapat digunakan ,
yaitu :
1) Tanya jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk
mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa. Kebaikan metode ini dalam rangka
pengajaran perbaikan yaitu memungkinkan terbinanya hubungan baik antara guru
dan siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, menumbuhkan rasa percaya diri
siswa, dan sebagainya.
2)
Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi
antar-individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami
oleh sekelompok siswa.
3)
Tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus
dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan
metode ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya, dapat memperdalam
materi yang telah dipelajari, dan dapat memperbaiki cara-cara belajar yang
pernah dialami.
4)
Kerja kelompok
Metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan
diskusi. Yang terpenting adalah interaksi di antara anggota kelompok dengan
harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar.
5) Tutor
Tutor adalah siswa sebaya yang ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami
kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat
dibandingkan hubungan guru-siswa. Pemilihan
tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan sosial yang baik, dan cukup
disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan
sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru.
6)
Pengajaran individual
Pengajaran
individual adalah interaksi antara guru-siswa secara individual
dalam proses belajar mengajar. Pendekatan
dengan metode ini bersifat teraputik, artinya mempunyai sifat penyembuhan
dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Hasil yang diharapkan dalam
metode ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga perubahan dalam
pemahaman diri siswa.
6. Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching
Remedial
teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan
melalui prosedur sebagai berikut :
1)
Meneliti kasus dengan
permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya.
Tujuan
penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas
mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan
penelitian kasus, akan dapat ditentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial
teaching.
2)
Menentukan tindakan
yang harus dilakukan.
Dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan
karakteristik kasus yang ditangani tersebut.
Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahannya harus dipikirkan,
yaitu sebagai berikut :
a)
Kalau kasusnya ringan, tindakan
yang ditentukan adalah memberikan remedial teaching kepada siswa
tersebut.
b)
Kalau kasusnya tergolong cukup dan
berat, maka sebelum diberikan remedial teaching, harus diberikan layanan
konseling terlebih dahulu untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang
mempengaruhi cara belajarnya.
Berdasarkan karakteristik kasus
tersebut, maka pada tahap kedua ini adalah membuat keputusan tentang cara mana
yang harus dipilih. Untuk itu, beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam
mengambil keputusan, yaitu :
a)
Faktor efektivitas, yaitu
ketepatan tercapainya tujuan remedial teaching.
b)
Faktor efisiensi, yaitu sedikitnya
tenaga, biaya, dan waktu yang dipergunakan, namun hasilnya dapat seoptimal
mungkin.
c)
Faktor kesusilaan dengan jenis
masalah, sifat individu, fasilitas, dan kesempatan yang tersedia.
3)
Pemberian layanan khusus
yaitu bimbingan dan konseling.
Tujuan dari layanan khusus bimbingan konseling ini adalah
mengusahakan agar siswa yang terbatas dari hambatan mental emosional
(ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar secara
wajar. Bentuk konseling di sini bisa berupa pdikoterapi yang dilakukan oleh
psikolog. Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan oleh guru sendiri.
4) Langkah pelaksanaan remedial
teaching.
Sasaran pokok pada langkah ini adalah peningkatan
prestasi maupun kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5)
Melakukan pengukuran
kembali terhadap prestasi belajar siswa.
Dengan diselesaikannya pelaksanaan remedial teaching, maka
selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dalam diri siswa
yang bersangkutan dengan alat tes sumatif.
6)
Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik.
Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah ke lima
kemudian ditafsirkan dengan membandingkan dengan kriteria proses belajar
mengajar yang sesungguhnya. Adapun hasil penafsiran itu dapat terjadi tiga
kemungkinan, yaitu sebagai berikut :
a)
Kasus menunjukkan kenaikan
prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
b)
Kasus menunjukkan kenaikan
prestasi, namun belum memenuhi kriteria yang diharapkan.
c)
Kasus belum menunjukkan perubahan
yang berarti dalam hal prestasi.
Sebagai tindak lanjut
dari langkah remedial teaching ada tiga kemungkinan :
a)
Bagi kasus yang berhasil, maka
selanjutnya diteruskan ke program berikutnya.
b)
Bagi kasus yang belum berhasil
sepenuhnya, diserahkan kepada pembimbing untuk diadakan pengayaan.
c)
Bagi kasus yang belum berhasil,
perlu didiagnosis lagi untuk mengetahui letak kelemahan remedial teaching
untuk selanjutnya diadakan ulangan dengan alternatif yang sama.
Menurut Anonim
(1999:34) Pengajaran remedial berbeda dengan proses belajar mengajar biasa
dalam segi :
·
Tujuan.
Pengajaran biasa diarahkan pada penguasaan (mastery) bahan secara tuntas
sehingga tujuan instruksional maupun tujuan pengiring tercapai secara maksimal.
Sedangkan pengajaran remedial lebih diarahkan pada peningkatan penguasaan bahan
sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria
keberhasilan minimal yang mungkin diterima.
·
Strategi.
Strategi belajar remedial sifatnya sangat individual dalam arti tergantung pada
letak masalah yang dihadapi setiap siswa. Metode penyampaian harus bervariasi
dan diharapkan disusun secara sistematis dari materi / tugas yang mudah menuju
tugas yang sukar.
·
Bahan.
Bahan pengajaran remedial biasanya dengan penggolongan-penggolongan yang lebih
kecil daripada bahan yang dikembangkan untuk pengajaran biasa.
Menurut Moh. Uzer
Usman dan Lilis Setiawati (2000:114) merinci perbedaan antara pengajaran
remedial dengan pengajaran biasa sebagai berikut:
No.
|
Pengajaran Biasa
|
No.
|
Pengajaran Remedial
|
1
2
3
4
5
6
|
Sebagai program belajar di kelas dengan semua siswa
turut berpartisipasi
Bertujuan untuk mencapai TIK yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum berlaku untuk semua siswa Metode yang digunakan bersifat sama untuk semua siswa
Dilaksanakan oleh guru kelas atau guru bidang studi
Pendekatan dan teknik lebih bersifat umum dan sama
Evaluasi menggunakan alat yang bersifat seragam dan
kompak
|
1
2
3
4
5
6
|
Dilakukan setelah diketahui kesulitan
belajar dan kemudian diberikan
pelayanan khusus sesuai dengan jenis, sifat, dan latar
belakang
TIK disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa Metode yang digunakan bersifat diferensial disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar Dilaksanakan melalui kerjasa ma berbagai pihak, guru, pembimbing, counselor dan sebagainya
Pendekatan dan teknik lebih diferensial artinya
disesuaikan dengan keadaan siswa
Alat evaluasi yang digunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa |
Jadi dari uraian di atas ternyata dapat disimpulkan
mengenai perbedaan proses belajar mengajar biasa dengan pengajaran remedial.
Pengajaran biasa bertujuan untuk pencapaian TIK secara
maksimal, sedang pengajaran remidial bertujuan untuk untuk penguasaan bahan
bagi siswa yang mengalami kesulitan pada TIK tertentu.
Strategi belajar mengajar pada pengajaran biasa yaitu
kelas klasikal dimana siswa berkumpul dalam satu kelas untuk mendapat
pengajaran dengan metode yang sama untuk semua siswa, pendekatan dan teknik
yang sama serta pemberian evaluasi (ulangan) menggunakan alat yang sama
(seragam) untuk semua siswa.
Sedang pada pengajaran remedial strategi yang diberikan
bersifat individual sesuai TIK yang mana yang sulit dan belum dituntaskan oleh
siswa, metode penyampaian tidak sama antar satu siswa dengan siswa lainnya hal
ini tergantung sejauh mana kesulitan siswa belajar, biasanya melibatkan
berbagai pihak seperti guru bidang studi dan BP, alat evaluasi yang digunakan
disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Selanjutnya
mengenai bahan pengajaran, untuk bahan pengajaran biasa lebih banyak dan luas,
sedang bahan pengajaran untuk remedial hanya tertentu saja, yakni pada bahan
yang belum dukuasai oleh siswa saja.